ESU DEMISIONER; JEMBATAN, BUKAN TEMBOK
Kegiatan
kemahasiswaan yang ada didalam maupun diluar perguruan tinggi yang dilakukan
untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para
aktivis yang terlibat di dalamnya merupakan napak tilas dari kehidupan
organisasi dikampus sehingga banyak penyebutan gelar tanpa profesi. Begitupula
dengan penyematan gelar kepada para mantan aktivis organisasi yang berlaku
secara periodik tanpa ada deklarasi pelimpahan amanat perjuangan sehingga
langkah yang mengiringi merekapun akan terhenti. Tapi itulah paradigma yang
muncul pada organisasi Himpunan atau dalam topic issue ini ESU DEMISIONER.
“Kullu
Zamanin Insanuha”, begitulah bunyi pepatah arab yang menyadarkan kita bahwa
segala sesuatunya akan berubah dan tugas kita bukanlah menghindari perubahan
karena takut mengganggu ruang aman kita tapi mengubah sikap kita untuk merespon
perubahan dunia. Gambaran itu mengisyaratkan bahwa dalam organisasi perlu
reorganisasi dan restrukturisasi untuk melanjutkan perjuangan sebagaimana yang
dilakukan oleh Boedi Oetomo yang menjadi cikal bakal perjuangan organisasi
hingga nasional dan terpatri dalam lembaran-lembaran sejarah serta direfleksikan
dengan sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa
yang ditampilkannya.
Aktivitas mahasiswa biasanya dibedakan
menjadi 2 segmen, sebut saja:
1.
Mahasiswa beriorientasi
akademis: segmen ini biasanya diisi oleh mahasiswa yang disebut PUS-PUS-KUS
(datang ke kamPUS, pulang mampir perPUS dan sampai rumah masuk kaKUS).hehehehe:
guyu sek :-D
2.
Mahasiswa beriorientasi
akademis dan penunjangnya: segmen ini diisi oleh mahasiswa yang tidak sekedar
berfikir jenjang akademis tapi ditunjang dengan meningkatkan hard and soft skill
(mengorganisir, manajemen, mengatur, memimpin,dll) dan memperluas relasi serta
perkembangan selanjutnya hingga melatih jiwa entrepreneurship, dalam hal ini
lebih dominan berada diorganisasi.
Lantas, apa dominasi bagi segmen
mahasiswa dengan kategori no. 2 itu?. Ketika mahasiswa aktif dalam kegiatan
organisasi kampus biasanya disebut Aktivis, dalam kamus artikata,
definisi aktivis berarti;
1.
orang
(terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa,
wanita) yg bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan
dl organisasinya;
2.
Pol seseorang yg
menggerakkan (demonstrasi dsb).
Tapi dalam bahasa sederhana kampus,
aktivis diartikan mahasiswa yang memiliki kegiatan lebih dikampus (termasuk
pacaran di kampus, kan sama-sama punya kegiatan lebih di kampus.wkwkwkwk).
sedangkan mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi kampus dan tegolong
dalam kepengurusan kampus biasanya disebut Fungsionaris.
Selain itu, dalam organisasi kampus
terdapat mantan pengurus atau ketua, yang dalam bahasa santun disebut alumni.
Ruang lingkup yang saya bahas ini
berkaitan dengan eksistensi ESU sebagai organisasi yang solid sehingga kepada
mereka yang pernah mengurus ESU pun tidak menyebutnya mantan atau alumni
pengurus tapi kami pengurus ESU memanggil DEMISIONER (biar keren & berwibawa
ajah.wkwkwwk).
Jika
dilihat dalam kamus Indonesia, kata de·mi·si·o·ner
/démisionér/ n; keadaan tanpa kekuasaan (msl suatu kabinet dsb yg telah
mengembalikan mandat kpd kepala negara, tetapi masih melaksanakan tugas
sehari-hari sambil menunggu dilantiknya kabinet yg baru).
Penyebutan
itu memang agak berbeda dengan definisi sebenarnya tapi itu cara kami
menghargai para alumni yang telah melimpahkan wawasan perjuangan dan
keorganisasian kepada kami.
Alasan
kami menyebut mereka Demisioner adalah keyakinan bahwa seorang penanam pohon
tidak akan pernah menebang pohonnya serta alasan lain adalah kami hanya ingin membangun
jembatan, bukan tembok (bahasa kiasan).
Best
regards; Rony Sip
Sumber:
http://istilahkata.com/demisioner.html
nice,,, let me say *Today must be better than Yesterday,, and tomorrow must be better than Today*
ReplyDelete